Jumat, 20 Februari 2009

Fajyaz

Fajyaz,
bagi aku sendiri, nama itu sangat istimewah.... tak pernah sebelumnya nama itu ada dalam benakku. namun Tuhan telah mempertemukan ku dengannya. Tuhan mempertemukanku dengan perantara ibunya. Tuhan ingin aku untuk mengenalnya, meski dengan perantara kabel dan monitor,
Fajyaz...
Aku belum pernah melihat wajahnya, namun ia sudah menjadi nama yang sangat indah dalam keseharianku. aku belum pernah berbicara dengannya, namun terdengar bisikan halusnya memanggilku ... Kaka...
Fajyaz...
akan kah suatu saat kelak, aku akan bermain denganmu, bercanda denganmu, mengejarmu, kemudian kau balik mengejarku dan kita pun saling berkejaran.
huh...
Fajyaz...
kapan akan tiba masa itu, kapan tiba masa kau akan tersenyum kepadaku?, kapan tiba masa kau berlari menjemputku dalam kehangatan belaian tangan kecilmu.
fajyaz....
kita kan bertemu sobat....

Jadilah pangeran sebagai yang di harap ibumu....
jadilah seperti mereka yang berada dalam kebahagiaan...
jadilah dirmu yang perkasa.........
Fajyaz..........

Kamis, 19 Februari 2009

Puisiku...

BAYU
Semua berkata tentangmu, meski engkau bukan orang terkenal
Semua memandangimu dalam ketidakmengertian
Semua berkata padamu dan tak berharap terjawabkan olehmu
Karena Kau Bayu….

Kami tahu, meski mereka tak tahu dan tak mau tahu
Kami mengerti, meska mereka tak mau mengerti
Kami bisa meresakan, meski tak bisa mengalami
Karena Kau Bayu….

Kau tahu kau hidup, tapi mereka melihatmu dari sudut lain
Kau rasakn apa yang mereka rasakan
Namun mereka tak merasakan apa yang kau rasakan
Karena Kau Bayu….

Kami tahu kamu, meski kamu tak tahu kami
Kami sayang kamu, meski mereka tak sayang kamu
Bukan, bukan karena Kau Bayu
Tapi karena kau adik kami…
Bayu…..




GALAU
Jarak itu ada, ada karena pandangan tak bertemu
Jarak itu ada, ada karena kampung yang berbeda
Jarak itu ada, ada karena karena Kau tak dekat
Namun, hati ini ada bersama belantara jiwamu

Hening pagi tak lagi merubah hari
Terik panas tak lagi menandakan siang
Cerah kala senja tak lagi menandakan sore
Gelap kelam tak lagi menandakan malam

Jiwa ini ada dalam remuk redam
Ada dalam ketidak pastian
Ada dalam penantian dan harapan
Ada dalam kesunyian

Hanya dekap kerinduan yang nampak
Hanya penantian yang tak pasti yang mendepak
Hanya kesunyian hati yang menghiasi di tiap tapak
Berharap engkau dalam dekap





PERDATA 4
Romantisme manusiamu
Warnahidu di tiap waktu
Membina, mengajarkan kemandirian
Pesona jiwa negarawan

Akan tetap dalam benak ini
Tumbuh, bersemi nanberseri
Duka, suka tiap hari
Menjadi bait yang sentiasa mewarnai

Sudu jalan simpang tiga
Aroma perumahan nan sederhana
Takkan sia-sia kau jadi naungan
Untuk kami yang terus dikenang


NENEK
Keriput termakan oleh usia
Putih rambut seiring berlalunya masa
Namun tak jauhsurut kasih muda
Tertanam dalam kerentahan

Kusebut namamu dalam inspirasiku
Kau beri semangat dalam perjuanganku
Tak sedikit yang kau beri dalam keberhasilanku
Aku bangga atasmu

Senyum ramah sentiasa memancar
Menyapa, memanggil dengan kasih sayang
Pesona Cleopatra yang acap kau tebar
Kan jadi pahatan yang tak kan hilang