Jumat, 10 Juli 2009

Semua Tak Nyata

untaian kata yang tumpah dalam tiap duka yang tercipta
memberi makna luas dalam hidup yang buas
mengenang diri dalam bahagian yang tak nyata
kini beruas-ruas asa yang telah hilang terkelupas

bantaran kini telah nyata..
bantaran itu bukan sekedar angan yang tak terhelak
namun kenyataan yang meninggalkan duka
akankah menghilang kelak

ku rajut kembali benang-benang hati yang mulai kusut
oleh tekanan asa yang kalut
dalam duka yang kian membalut
merongrong jiwa, hingga tak satupun saat yang luput

berusaha ingin ku rebut kembali semua angan yang terhempas
namun bayangan tak memberiku sedikit celah untuk mendekap
bayangan itu kian menjauh dari pelupuk mata yang tak pantas
dalam buaian tangis di hening gelap

akankah kesendirian ini membawa pada kesatuan cinta
apakah penantian ini akan mengantar ke dalam bahtera kasih yang indah
akankah semua terbuka di hamparan pengharapan yang tertunda
semoga kan terwujud angan yang hampa.

Minggu, 28 Juni 2009

Wajah dalam Asa

Kusemai tiap duka yang tertuang dalam bejana kehidupan ini

Kutatap jauh ke depan, jauh dan tak tertebak oleh pemikiran yang sedikit ini

Lalu ku tundukkan kepala tanda ketidak berdayaan dan kekalahan di dalam hati nurani

Perlahan lutut terlipat, tersungkur tak berdaya dalam rintihan sanubari

Jangankan melangkah, bergerakpun tak lagi dapat kulakukan

Begitu berat beban yang ada dalam otak yang segumpal ini

Begitu sulitkah jalan yang harus kulalui

Sehingga harus terlibas dan terdepak dalam ketidak berdayaan hati

Masih tersungkur dalam ketidak berdayaan

Hingga terasa belaian lembut di pundak yang keluh ini

Kutengadahkan kepala dalam keputus asaan

Dengan sangat takjub

Kulihat secercah harapan datang dari wajah yang bersinar

Wajah yang memberikan ketenangan dalam kehidupan ini

Wajah yang mengulurkan tangan lalu kemudian mengangkatku dari keterpurukan

Wajah yang senantiasa memberikan semangat dan arti kehidupan itu sendiri

Wajah yang tak kan pernah hilang dalam kenangan

Kini telah jauh bias cahaya itu pergi

Kini telah jauh wajah yang bersinar itu menapakkan kaki

Tak terasa lagi belaian lembut untuk pundak yang tak kuat memikul kehidupan

Tak terdengar lagi bait kata pemompa asa

Wahai wajah yang member keceriaan dalam kehidupan

Sekiranya mampu terlahir kembali

Ku inginkan wajah itu sentiasa ada dalam kehidupan yang kedua itu.

Minggu, 21 Juni 2009

Maafkan Aku Tuhan, Maafkan Aku Kawan


Batin ini menolak untuk mengatakannya
batin ini menolak untuk melakukannya
batin ini meberontak untuk mempertahankannya
namun semua haru berkhir oleh keputusan-Nya
kita tak berhak untuk melanggar titah-Nya
semua adalah kemutlakan dan keharusan dari-Nya
semua telah kuambil dengan pertimbangan-Nya
semua telah berakhir, juga karena kehendak-Nya
semakin jauh semua berjalan, semakin jauh pula aku dengan-Nya
aku tak mau, aku tak bisa, aku tak rela jauh dengan-Nya
karena cuma Dia yang aku punya
cuma Dia yang berhak atas diriku dengan kekuasaan-Nya

ya Rabb...
Kau tau hatiku sekarang ini
Kau tau apa yang berat dalam jiwa ini
Kau telah atur semua yang kupatuhi
namuntelah jauh ku mengiongkari

ya Rabb...
ampuni dosa hambamu dalam kehilafan yang dalam ini..
khliaf yang tak berujung kebahagiaan yang hakiki
khilaf yang membawa pada syahwat duniawi
khilaf yang tak bisa ku pungkiri
tunjukan jalan pada hamba-Mu ini

ya Rabb..
Kau tau yang ku tahu
namun tak kutahu semua yang kau tahu
karena Kau maha Tahu...
Kau tahu hati itu telah luka
Kau tahu hati itu telah merana
Kau tahu hati itu tesiksa
dan Kamu tahu apa penawarnya..

Rabb...
berikan penawar padanya
pada luka yang kku goreskan untuknya
pada luka yang mungkin kan dibawanya
pada luka yang ada karena dosaku padanya...

Rabb...
Wallahu a'lam bis sawaf...

Rabu, 10 Juni 2009

Asa Dan Harapan

Berusaha kugapai semua impian ini
dengan tegar dan sabar...
begitu besar telaga rintangan yang harus ku sebrangi...
dengan jiwa yang yang tak lagi ada dalam tegar....

Semua memberi jawaban...
namun tak satu jawaban pun yang ku fahami....

semua mendorong untuk terus berjuang...
namun tiap[ mkali mereka mendorong, tak bisa kuhantarkan langkah...
dalam tegar, terkadang ku ucap rasa keputus asaan..
namun semangat membantah itu...

dari luar dan dalam pun kurasakan banyak tekanan...
semua menginginkan ku untuk melangkah...

ingin rasanya kuteriak... menerikkan ketidak berdayaanku
namun untuk berteriak itu sendiripun ku tak berdaya...

lalu dalam terang ku tanyakan langkah apa yang akan ku jalani..
namun ia memintaku tuk meminta pada gelap.

aku pun minta pada gelap...
malah iya berkata " dalam terang tak bisa meraba, apalah jadinya dalam gelap"

putus asa.....
aku................
srasa... aku telah putus asa...
putus asa telah membangun pondasi benteng dengan sangat kokohnya...
ombak semangat yang di hembuskan dari laut pengharapan tak bisa merobohkan tembok keputus asaan itu...

Rabu, 03 Juni 2009

Angan yang Hilang

Langkahku semakin menerawang...
Jauh menapaki tiap angan yang melayang...
Mengejar harapan yang kian membayang...
Di dalam benak dan kehidupan yang telah hilang...

Kurebut segalanya dengan harapan
Ku pegang erat dalam genggaman
Meskipun ku tau ia kan lepas dalam pandangan
Namun setidaknya aku telah mempertahankan

Ketika ku katakan apa yang ku inginkan
Kulihat hasrat kini jauh menerwang
Ku coba kembali mendarat dalam ingatan
Sampai kudapati diriku tak berdaya dan tercengang

Senin, 01 Juni 2009

pagi adalah wajah sang hari..
alangkah indahnya pagi...
meriah oleh kicau burung yang bernyanyi...
terdengar bersahutan kesana-sini....
saling berkejaran, terbang kian kemari...

pagi...
awal dari hidup dalam sehari ini...
ku awali semua dengan senyum dan suka hati...
berharap, apa yang kudamba kan terwujud di hari ini...
alangkah indah sang mentari pagi....

menatap dunia dengan jiwa berseri...
melemparkan pandangan, jauuuuuh... di ujung negeri...
kulihat dunia yang kian tua seiring bertambah hari...
oooo... pagi yang kunanti dengan hati yang beseri...

Sabtu, 30 Mei 2009

Aku Bangga pada Hati

Kujalani hariku dengan senyum
yah... tersenyum dengan apa yang aku dapatkan
menapaki tiap jengkal dari penjelajahan
membuka tabir penghalang dari keceriaan..

kutaburkan kebahagiaan di atas segalanya
kuberharap cinta terlahir dari kesedihan
dan kukejar cita yang kian tumbuh dalam pikiran
memberontak untuk di wujudkan

sepintas terasa letih di sanubari
ada secercah keluh merambat dalam hati
seakan bertanya, akankah semua kan terjadi..
seakan menuntut semua menjadi pasti...

lalu kukatakan dengan lembut kepada hati..
"sabar, perjalanan itu terus bergerak meniti hari yang silih berganti,
kau kan tau semua itu akan sangat berarti...
kau akan rasakan betapa bahagia akhir dari awal yang tertatih..."

kutarik nafas lega sedalam-dalamnya..
atas pengertian yang hati berikan...
dia faham jiwa yang sedang menanti dalam gunda gulana...
dia mengerti betapa berat semua ini kan berjalan...

aku bangga pada hati...
tak kalah sinar mentari nampak berseri..
iapun riang melewati pagi...
meniti hari, dalam lembah maupun duri....

aku bangga dan cinta pada hati...
dengan curahan air asa yang menetes dari kelembutan sanubari...
menyejukkan diri dan setiap potongan dari sendi-sendi...
memberi ketenangan pada jiwa yang tak akan mati....

aku bangga pada hati...
yang terus berkata, "walau ku lemah, tetaplah berdiri"
memberi harapan di sela-slea mimpi yang tak pasti...
bangkitkan jiwa petarung sejati...

Selasa, 26 Mei 2009

Penjara Langit

Kujalani tiap langkah yang terus berayuh
Dalam dekapan pemikiran yang tak tergapai
Kudapati diriku dalam kebimbangan dan peluh
Merenung akan sesuatu yang senatiasa terjadi

Berdiri di atas pusaran pemikiran yang semakin menjadi
Membawa arus yang kian kuat dan tak terbendung
Meronta ingin pergi namun tiada kemampuan dalam diri
semua terus, dan terus berlangsung...

Kepalan tangan telah sangat kuat
Kurasakan darah mengalir tak lagi seperti sedia kala
Semua terus berjalan dan tak tercegat
Membawaku dalam rasa putus asa

Ku pandangi diriku yang semakin tak berarti
Ingin kucaci diriku yang lemah ini
namun tak dapat ku ingkari
akulah yang tak berarti....

Jumat, 20 Februari 2009

Fajyaz

Fajyaz,
bagi aku sendiri, nama itu sangat istimewah.... tak pernah sebelumnya nama itu ada dalam benakku. namun Tuhan telah mempertemukan ku dengannya. Tuhan mempertemukanku dengan perantara ibunya. Tuhan ingin aku untuk mengenalnya, meski dengan perantara kabel dan monitor,
Fajyaz...
Aku belum pernah melihat wajahnya, namun ia sudah menjadi nama yang sangat indah dalam keseharianku. aku belum pernah berbicara dengannya, namun terdengar bisikan halusnya memanggilku ... Kaka...
Fajyaz...
akan kah suatu saat kelak, aku akan bermain denganmu, bercanda denganmu, mengejarmu, kemudian kau balik mengejarku dan kita pun saling berkejaran.
huh...
Fajyaz...
kapan akan tiba masa itu, kapan tiba masa kau akan tersenyum kepadaku?, kapan tiba masa kau berlari menjemputku dalam kehangatan belaian tangan kecilmu.
fajyaz....
kita kan bertemu sobat....

Jadilah pangeran sebagai yang di harap ibumu....
jadilah seperti mereka yang berada dalam kebahagiaan...
jadilah dirmu yang perkasa.........
Fajyaz..........

Kamis, 19 Februari 2009

Puisiku...

BAYU
Semua berkata tentangmu, meski engkau bukan orang terkenal
Semua memandangimu dalam ketidakmengertian
Semua berkata padamu dan tak berharap terjawabkan olehmu
Karena Kau Bayu….

Kami tahu, meski mereka tak tahu dan tak mau tahu
Kami mengerti, meska mereka tak mau mengerti
Kami bisa meresakan, meski tak bisa mengalami
Karena Kau Bayu….

Kau tahu kau hidup, tapi mereka melihatmu dari sudut lain
Kau rasakn apa yang mereka rasakan
Namun mereka tak merasakan apa yang kau rasakan
Karena Kau Bayu….

Kami tahu kamu, meski kamu tak tahu kami
Kami sayang kamu, meski mereka tak sayang kamu
Bukan, bukan karena Kau Bayu
Tapi karena kau adik kami…
Bayu…..




GALAU
Jarak itu ada, ada karena pandangan tak bertemu
Jarak itu ada, ada karena kampung yang berbeda
Jarak itu ada, ada karena karena Kau tak dekat
Namun, hati ini ada bersama belantara jiwamu

Hening pagi tak lagi merubah hari
Terik panas tak lagi menandakan siang
Cerah kala senja tak lagi menandakan sore
Gelap kelam tak lagi menandakan malam

Jiwa ini ada dalam remuk redam
Ada dalam ketidak pastian
Ada dalam penantian dan harapan
Ada dalam kesunyian

Hanya dekap kerinduan yang nampak
Hanya penantian yang tak pasti yang mendepak
Hanya kesunyian hati yang menghiasi di tiap tapak
Berharap engkau dalam dekap





PERDATA 4
Romantisme manusiamu
Warnahidu di tiap waktu
Membina, mengajarkan kemandirian
Pesona jiwa negarawan

Akan tetap dalam benak ini
Tumbuh, bersemi nanberseri
Duka, suka tiap hari
Menjadi bait yang sentiasa mewarnai

Sudu jalan simpang tiga
Aroma perumahan nan sederhana
Takkan sia-sia kau jadi naungan
Untuk kami yang terus dikenang


NENEK
Keriput termakan oleh usia
Putih rambut seiring berlalunya masa
Namun tak jauhsurut kasih muda
Tertanam dalam kerentahan

Kusebut namamu dalam inspirasiku
Kau beri semangat dalam perjuanganku
Tak sedikit yang kau beri dalam keberhasilanku
Aku bangga atasmu

Senyum ramah sentiasa memancar
Menyapa, memanggil dengan kasih sayang
Pesona Cleopatra yang acap kau tebar
Kan jadi pahatan yang tak kan hilang